Sekelompok remaja yang tengah menikmati masa-masa akhir mereka di SMU dengan berlibur ke Semarang. Perjalanan yang penuh dengan emosi suka cita dan kegembiraan ternyata berbuntut panjang dan berubah menjadi ketegangan dan penuh dengan misteri yang tidak pernah diduga
Semua emosi berbaur di sebuah tempat bernama Lawang Sewu. Rahasia yang mereka tutupi sepanjang perjalanan menuju Lawang Sewu ternyata membawa pada petaka. Satu per satu harus membayarnya dengan nyawa mereka dan rahasia Lawang Sewu pun mulai terkuak
Bahwa dendam belum juga padam di Lawang Sewu. Hal yang tidak pernah mereka mengerti sebelumnya. Memberi pelajaran dan pengalaman berharga bagi mereka yang tersisa.
Sekelompok remaja asal Jakarta berlibur ke Semarang untuk menggelar pesta kelulusan SMU. Mereka adalah DISKA, 18 th, cantik dan baik hati. NAYA, 18 th, cantik, seksi, badung, mengidap asma. CIKA, 18 th, cantik, seksi juga badung, sangat pemberani. DINDA, 18 th, berkaca mata tebal dan berbadan gendut, sangat penakut. YUGO, 18 th, tampan dan selalu sok ganteng. ARMEN, 18 th, tampan sok pemberani dan gak percaya dengan tahayyul. ONIL, 18 th, kurus, kutu buku, penakut, dan mempunyai kebiasaan buruk, kalau ketakutan selalu saja ngompol (komedi karakter).
Ketika mereka menuju rumah kakek Naya di dalam mobil, mereka semua berteriak-teriak sambil tertawa-tawa, karena mabuk. Di tengah jalan di depan gedung Lawang Sewu, mereka meminta Diska berhenti karena Armen dan Yugo kebelet kencing. Mereka turun dari mobil dan dalam keadaan mabuk, para cowok itu berlomba-lomba kencing (siapa yang kencingnya paling jauh).
Kebetulan mereka kencing di depan pagar gedung Lawang Sewu hingga air kencing mereka masuk ke dalam area Lawang Sewu. Cika, Naya dan Dinda yang juga mabuk, tertawa-tawa melihat kelakuan Armen, Yugo dan Onil. Saat itu Cika juga kebelet kencing dan mencari tempat untuk kencing. Sambil mabuk, Cika masuk ke area Lawang Sewu dan kencing di dalam area gedung.
Armen, Yugo, Onil, Naya, Dinda dan Diska menunggu Cika di luar gedung. Setelah sekian lama mereka menunggu, Cika tidak muncul juga. Akhirnya mereka masuk ke dalam gedung untuk mencari Cika. Di antara gelapnya gedung Lawang Sewu, mereka berusaha mencari-cari Cika, tapi tidak berhasil menemukannya. .
Di sinilah teror-teror hantu mulai muncul. Pertama yang muncul adalah hantu Noni Van Ellen (keturunan Belanda). Dinda yang melihat hantu Noni Van Ellen langsung kesurupan dan tiba-tiba mengamuk mencaci maki teman-temannya dengan menggunakan bahasa Belanda. Mereka berusaha menyadarkan Dinda, dan setelah sadar, Dinda mengaku dengan takut-takut bahwa ia sedang menstruansi. Diska langsung marah pada Dinda karena berani melanggar pantangan itu. Dinda beralasan kalau ia takut tinggal di rumah sendirian. Kemudian mereka mengambil keputusan kalau Onil harus mengantarkan Dinda keluar dari Lawang Sewu, sementara yang lainnya terus melanjutkan mencari Cika.
Dinda dan Onil yang sangat penakut kemudian mencoba keluar dari Lawang sewu dalam kegelapan. Lalu mereka di teror oleh hantu hantu, yang membuat Onil terkencing-kencing di tempat ini. Onil sangat ketakutan ketika menyadari kalau dirinya telah melanggar pantangan dengan kencing sembarangan di dalam Lawang Sewu itu. Lalu muncul hantu dengan kaki terbelenggu oleh bola rantai, di depan Onil.
Onil tidak sanggup berlari dan menangis di tempat ini sambil berpelukan dengan Dinda. Sementara itu, di dalam Lawang Sewu, Armen, Yugo, Naya dan Diska syok menemukan mayat Cika. Ketika mereka hendak mengangkat mayat Cika, muncullah hantu dengan kaki terbelenggu mendekati mereka dan membuat mereka lari kalang kabut.
Ketika sedang berusaha melarikan diri, Diska terpisah dari rombongan.Sementara Naya, Yugo dan Armen tersesat masuk ke ruang bawah tanah yang sangat sempit dan gelap.
Berhasilkan mereka keluar dari Lawang Sewu? Ataukan mereka akan mati mengenaskan?
Jumat, 17 September 2010
Lawang sewu film hantu semarang
Diposting oleh Vi vie islami di 9/17/2010 07:46:00 PM
Label: movie
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar