Kisah peristiwa Tsunami di Aceh .
Minggu pagi yang cerah, 26 Desember 2004 sekitar jam delapan pagi. Maimunah yang baru saja tiba di Kota Meulaboh dari Banda Aceh sedang menikmati indahnya suasana di sekitar tempat tinggalnya. tiba-tiba saja gempa hebat mengguncang. Seketika manusia berhamburan lari keluar rumah dengan menyebut Asma Allah.
Begitu pula dengan Maimunah. Ia segera kembali ke rumah tempatnya menginap menemui keponakannya, Lina. Mereka berdua segera membawa dua orang anak Lina, Aulia yang berusia 6 bulan dan Hafiz, 3 tahun, yang saat itu masih terlelap tidur. Dalam keadaan panik, Maimunah membawa Aulia dan Lina mengendong Hafiz berlari ke pekarangan rumah. mereka berusaha keluar dari dalam rumah untuk menghindari ambruknya rumah yang dapat terjadi seketika. Dalam pelukan maimunah, Aulia tampak tersenyum seakan tidak peduli dengan situasi yang mencemaskan tengah terjadi.
Dari kejauhan terdengar suara gaduh dan teriakan minta tolong yang mengatakan bahwa air laut telah naik ke darat. Dalam sekejat saja gelombang Tsunami menghantam daratan. Air laut yang berwarna hitam bergulung-gulung melanda Maimunah dan Lina beserta dua orang anaknya.
Dengan bersusah payah Maimunah, berusaha memegang pagar rumah untuk menahan derasnya terjangan air laut. Namun, akhirnya tubuh Maimunah terseret masuk dalam gelombang air yang gelap pekat bercampur pasir.
Tangannya tetap erat memeluk tubuh mungil aulia. Entah berapa banyak air yang terasa asin dan pahit terminum olehnya. Tubuhnya terasa luluh lantak terhantam balok kayu yang terbawa arus. Dengan kondisi lemas,Maimunah masih sempat menyerahkan Aulia kepada Lina.
Tiba-tiba gelombang air laut kedua muncul datang menghantam dengan ombak yang lebih tinggi. Arusnya lebih deras dari sebelumnya. Tubuh Maimunah terseret jauh entah kemana, hanyut bersama puing-puing dan berbagai benda yang di sapu arus laut dari bibir pantai.
Ketika Maimunah tersadar, tubuhnya tersangkut di belakang pintu sebuah gedung perkantoran. Ia berupaya melepaskan bajunya yang tersangkut di pintu gedung tersebut. Namun, arus yang deras dan kondisinya yang lemah membuat ia sulit melepaskan bajunya dari pintu gedung. Dia pasrah dengan kondisi tersebut, hanya Asma Allah yang selalu dibaca dalam hati. Maimunah menyerahkan diri kepada allah, jika saat tersebut menjadi akhir dari hidupnya. Ia telah bersiap diri untuk menerimanya.
Namun tersangkutnya baju Maimunah pada pintu gedung perkantoran tersebut, justru menjadi penyelamat jiwanya. seandainya saja bajunya tidak tersangkut, mungkin tubuhnya telah terseret lebih jauh entah kemana bercampur baur dengan berbagai benda besar seperti balok kayu yang sewaktu-waktu dapat merenggut jiwa.
"Tuhan kamu (Allah) berfirman,"Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan bagimu," Sesungguhnya orang-orang yang takabur dari menyembah-Ku, mereka akan masuk jahannam dalam keadaan terhina". (QS. 40. Al Muminun:60).
Dengan sisa tenaga yang masih dimiliki, Maimunah berupaya merobek bajunya yang tersangkut dipintu. Pintu gedung perkantoran yang sebelumnya terkunci rapat, kini telah terbuka karena hantaman gelombang Tsunami yang ganas, Maimunah berupaya menyelamatkan diri dengan memasuki gedung perkantoran yang tidak dikenalnya. Sambil berdoa di dalam hati, ia berharap semoga ia, keponakan, dan cucunya, dilindungi oleh Allah serta terhindar dari malapetaka yang tidak terduga.
Maimunah kemudian merengkuh sebongkah kayu besar yang terapung di dekatnya untuk ia pergunakan sebagai pelampung. Ia terus berupaya masuk ke dalam gedung untuk menyelamatkan diri. Dalam benaknya, Maimunah masih memikirkan nasib Lina beserta dua orang anaknya. Bagaimana dengan nasib mereka saat ini, apakah mereka masih selamat atau telah meninggal dunia?
Di dalam gedung, ada beberapa orang yang juga sedang berusaha menyelamatkan diri. Dengan sisa tenaga yang masih ada, Maimunah berupaya berenang dan naik ke sebuah lemari buku. Gelombang Tsunami sudah mulai reda namun air masih belum surut. Ia khawatir masih ada gelombang berikutnya yang terjadi lebih dahsyat. Rasa panik dalam dirinya belum sepenuhnya hilang, karena ia masih merasakan getaran gempa susulan.
Maimunah kemudian berusaha untuk naik ke plafon gedung yang saat itu telah di isi oleh beberapa orang yang selamat. Mereka saling bahu membahu walaupun satu sama lain tidak saling mengenal. Nasib dan penderitaan telah menyatukan mereka bagaikan suatu regu penyelamat. Beberapa pria berupaya menjebol atap gedung yang terbuat dari seng, dan mencoba untuk naik dan melihat situasi di luar dengan jelas. Matahari yang bersinar terang membuat seng menjadi panas. Namun panas tersebut sudah tidak dirasakan lagi oleh mereka yang saat itu dilanda derita.
Terdengar tangis bocah kecil yang selamat, bingung mencari ayah dan bundanya yang entah dimana berada. Haus dan dahaga mulai menyerang. Tapi, tidak ada setetes airpun yang dapat diteguk.
Hanya dengan doa sambil menyebut segala kebesaran-Nya yang dapat membuat hati Maimunah terasa sejuk. Dalam kondisi tubuh yang lemah dan memar serta luka tersayat, akhirnya Maimunah tertidur di atas plafon.
Sabda Rasullulah:
"Doa itu memberi manfaat kepada sesuatu yang telah diturunkan Allah dan yang belum, oleh sebab itu berdoalah kamu wahai hamba-hamba Allah"
(HR. Al-Hakim dan Akhmad)
Gempa bumi kejadian alam yang paling laris
pada tanggal 2 september telah terjadi gempa bumi di tasikmalaya jawa barat tepatnya sekitar pukul 16.00 WIB.Badan Meteorologi dan Geofisika, BMG melaporkan gempa berkekuatan 7,3 pada Skala Richter dan pusat gempa terletak 142 kilometer barat daya Tasikmalaya.namun gempa tersebut dapat di rasakan di daerah sekitarnya seperti kuningan,ciamic bandung,cianjur dan sekitarnya bahkan warga jakarta pun panik ketika gedung mereka goyang akibat gempa selain itu gempa juga di rasakan di solo.seperti yang teman saya rasakan yang ada di lantai 4 pun merasa panik karena gedung yang dipakai untuk kuliah bergetar
gempa bumi diakibatkan oleh tenaga yang dilepaskan akibat tekanan yang dilakukan oleh lempeng yang bergerak sehingga menimbulkan tekanan yang besar apabila tekananya sangt besar maka akan menabrak dinding lempeng tersebut dan mengakibatkan gempa bumi.Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
gempa bumi yang terjadi di tasikmalaya merupakan gempa bumi tektonik,gempa bumi tektonik ialahGempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba
Menurutnya badan metrologi dan klimatologi , gempa subduksi di selatan Jabar bersifat periodik antara 15-50 tahun sekali.sekitar 29 tahun yang lalu juga terjadi gempa di daerah tasikmalaya ini
tercatat terjadi gempa susulan sebanyak 78 kali di dekat kawasan episenter gempa Tasikmalaya di 8,24 LS 107,32 BT. Meskipun banyak terjadi gempa susulan, diperkirakan kekuatannya tidak akan sebesar gempa utama, Rabu lalu.
Hal itu diungkapkan Rasmid dari Bagian Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung, Kamis. Untuk itu, masyarakat yang berdiam di wilayah pesisir selatan Jabar diimbau tidak perlu khawatir.
Menurutnya, gempa subduksi di selatan Jabar bersifat periodik antara 15-50 tahun sekali. “Gempa besar di selatan Tasikmalaya terakhir terjadi pada 29 tahun lalu,” tuturnya.
Ketika itu, pada 1974, gempa berkekuatan 6,1 skala Ritcher mengakibatkan rusaknya 1.430 rumah dan merenggut sepuluh nyawa penduduk. Episenter gempa di 6,5 LS 105,3 BT. Saat itu, sempat dikabarkan terjadi tsunami di wilayah ini.
Enam tahun kemudian, terjadi gempa di daerah yang sama. Namun, episenter yang sedikit berbeda (8,25 LS 108,8 BT). Gempa yang berkekuatan 6,4 SR ini merusak 10 bangunan SD dan getarannya terasa hingga ke Bandung.
Berdasarkan catatan BMKG, wilayah selatan Jawa Barat, khususnya Tasikmalaya dan Sukabumi, adalah daerah yang paling sering terkena gempa. Sebab, di selatan daerah ini, tepatnya di lepas pantai, terdapat zona subduksi pertemuan dua lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Jumlah korban tewas 63 orang akibat gempa bumi berkekuatan 7,3 pada skala Richter yang berpusat 140 kilometer barat daya Tasikmalaya hari Rabu lalu. Juru bicara Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB, Priyadi Kardono mengatakan hampir 28 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Sementara itu lebih dari 20 orang orang hilang setelah terjadinya longsor di dusun Cikangkareng, Cianjur. Dikhawatirkan sebagian besar dari korban tewas adalah anak-anak. Penduduk setempat diperingatkan untuk mewaspadai potensi longsor pasca gempa.
Gempa bumi yang mengguncang sebagian besar Jawa Barat pukul 14.55 WIB (GMT +7), 2 september lalu ternyata masih menyisakan duka yang mendalam. Betapa tidak, pusat gempa yang berada di 142 KM barat daya Tasikmalaya (sumber: BMKG) ini telah banyak meluluh lantakkan bangunan - bangunan di sebagian besar wilayah Jawa Barat.
Di Bandung sendiri gempa yang berdurasi sekira 2 menit telah membuat panik penghuni rumah, swalayan, mall dan terutama penghuni gedung - gedung bertingkat. Gempa bumi kali ini saya rasakan lebih dahsyat dan lebih lama guncangannya dibandingkan dengan getaran gempa bumi yang terjadi di bulan yang sama pada tahun 2007 lalu.
Gempa yang berkekuatan 7.3 skala Richter dengan kedalaman 30 KM (sumber:BMKG) ini terjadi karena gesekan lempeng benua India-Australia yang menggerus lempeng eurasia. Pergerakan ini rata - rata 7-10 Cm/tahun.
Gempa bumi berskala 7.3 SR yang terjadi 142 km barat daya Tasikmalaya pada tanggal 2 September 2009, pukul 14.55, seakan mengingatkan kita pada peristiwa tsunami Aceh pada Desember 2004.
Peristiwa tsunami Aceh adalah tragedi pembuka dari awal pemerintahan SBY-JK 2004-2009 yang kemudian terus diwarnai dengan berbagai bencana alam termasuk gempa Yogya setahun kemudian juga tsunami yang melanda Pangandaran.
Kini, setelah Pemilu 2009 berlangsung dan memunculkan kembali SBY sebagai Presiden, nampaknya alam kembali menyambutnya dengan gempa bumi berskala 7.3 SR. Bersyukur kali ini tanpa tsunami.Tapi lantas bagaimana dengan hari-hari ke depan???
Minggu, 13 Desember 2009
peristiwa aceh
Diposting oleh Vi vie islami di 12/13/2009 09:20:00 PM
Label: renungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar